BANDARA Internasional Kualanamu kini makin modern. Pengelola bandara mengoperasikan 30 unit autogate sebagai sistem pemeriksaan imigrasi berbasis teknologi.
Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan (Imipas), Agus Andrianto, meresmikan langsung penggunaannya hari ini. Ia menyebut langkah ini sebagai awal babak baru dalam pelayanan keimigrasian di Sumatera Utara.
Bandara Kualanamu menjadi bandara kelima di Indonesia yang menerapkan sistem autogate, setelah Soekarno-Hatta (Banten), Ngurah Rai (Bali), Juanda (Surabaya), dan Pelabuhan Internasional Harbour Bay (Batam).
Pemerintah menghadirkan teknologi ini untuk mempercepat dan memperketat proses pemeriksaan dokumen perjalanan, tanpa mengurangi aspek keamanan.
“Dengan autogate, waktu pemeriksaan hanya butuh 10 hingga 15 detik per orang. Teknologi ini sangat membantu, terutama saat arus penumpang padat. Sistem ini tidak hanya cepat, tetapi juga terhubung langsung ke data cekal nasional dan jaringan Interpol,” ujar Agus dalam siaran pers yang Eranesia.id terima, Rabu (25/6/2025).
Menjawab Mobilitas Tinggi Wilayah Strategis
Sebagai salah satu gerbang utama Indonesia bagian barat, Bandara Kualanamu mencatat rata-rata 6.700 perlintasan orang setiap hari.
Pada periode Januari–Mei 2025, Kualanamu melayani 6.750 penerbangan, dengan rute internasional ke Malaysia, Singapura, Thailand, dan Arab Saudi (khusus musim haji).
Pemerintah menempatkan 20 unit autogate di area kedatangan dan 10 unit di area keberangkatan. Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Medan mengelola seluruh unit tersebut.
Selain melayani WNI, sistem ini juga bisa digunakan oleh warga negara asing yang memiliki paspor elektronik dan eVisa Indonesia.
Agus menjelaskan, letak geografis Medan yang dekat dengan Selat Malaka menjadikannya lokasi strategis untuk memperkuat pengawasan lintas batas.
“Medan bukan sekadar kota transit, tetapi simpul utama ekonomi dan mobilitas di Pulau Sumatera,” katanya.
Fasilitas Khusus untuk Pekerja Migran
Di sela peresmian autogate, Agus juga membuka PMI Lounge, ruang tunggu khusus untuk pekerja migran Indonesia (PMI) yang hendak berangkat ke luar negeri.
Pemerintah menghadirkan lounge ini untuk memberi kenyamanan maksimal bagi para PMI sebelum terbang, sekaligus sebagai bentuk penghargaan atas kontribusi mereka terhadap perekonomian nasional.
“Kami ingin menghadirkan layanan imigrasi yang tidak hanya cepat, tetapi juga manusiawi dan responsif terhadap kebutuhan kelompok rentan seperti PMI,” ungkap Agus.
Dengan sistem autogate dan fasilitas PMI Lounge, Bandara Kualanamu semakin siap menjadi bandara berstandar internasional.
Pemerintah terus mendorong reformasi layanan keimigrasian berbasis teknologi, dengan menjadikan kenyamanan dan keamanan pengguna sebagai prioritas.
“Kami mengusung standar baru dalam layanan imigrasi: cepat, nyaman, dan aman. Ini bukan sekadar pembaruan sistem, tapi juga bagian dari upaya membangun kepercayaan publik,” tutup Agus. ADV/TAU/MUH













