PT Rekhabila Utama menegaskan bahwa isu tambang dan pemakaman di Barru, Sulawesi Selatan, yang kembali beredar di media sosial merupakan berita lama yang sudah selesai dua tahun lalu.
Kepala Teknik Tambang PT Rekhabila Utama, Muhammad Asri, menyebut perusahaan perlu meluruskan kabar tersebut agar masyarakat tidak tersesat oleh informasi yang salah.
“Asal isu itu sudah dua tahun lalu. Saat itu kami sudah menyelesaikannya bersama pemerintah, tokoh masyarakat, dan keluarga ahli waris,” terangnya dalam pernyataan resmi yang diterima Eranesia.id di Makassar, Jumat (17/10/2025).
Selain itu, Asri menjelaskan, bahwa perusahaan bertanggung jawab dengan membangun talud penahan tanah untuk mencegah longsor, serta merelokasi 130 makam secara hormat, termasuk yang tidak terdampak langsung.
“Kami lakukan semua atas dasar moral, kemanusiaan, dan penghormatan terhadap adat serta nilai keagamaan,” ungkapnya.
Namun demikian, Asri menyoroti munculnya oknum yang mengaku warga sekitar, padahal bukan penduduk asli Jalan Ge dan sekitarnya. Menurutnya, tindakan itu bermotif menghambat kegiatan tambang yang sah.
“Kami melihat ada upaya menjatuhkan perusahaan berizin resmi demi kepentingan tambang lain di Barru,” katanya.
PT Rekhabila Utama menilai praktik seperti ini dapat merusak iklim investasi, mengganggu ketenangan masyarakat, dan mengancam mata pencaharian ratusan pekerja lokal.
Meski begitu, perusahaan tetap berkomitmen menjalankan operasi sesuai izin dan standar lingkungan, bekerja sama dengan masyarakat serta pemerintah daerah, dan menempuh jalur hukum terhadap penyebar berita palsu yang merusak reputasi perusahaan.
Penulis : Iccang/Ahsan | Editor : Muh Taufan













