PEMERINTAH Palu meminta perusahaan tambang bebatuan atau galian c bertanggungjawab atas banjir yang melanda pemukiman warga di Kelurahan Watusampu, Kecamatan Ulujadi, kota itu.
Sekretaris Kota (Sekkot) Palu, Irmayanti Pettalolo, meninjau lokasi terdampak banjir di Watusampu, Rabu (4/9/2024). Ia didampingi sejumlah kepala OPD, pejabat terkait, Camat Ulujadi, dan Lurah Watusampu.
Selain itu, Irmayanti juga memeriksa aktivitas tambang di PT Utama Sirtu Abadi dan PT Andesit Batu Palu yang berdekatan dengan pemukiman warga dan jalan trans Sulawesi.
Ia meminta, perusahaan untuk proaktif menangani dampak banjir.
“Perusahaan harus bertanggungjawab dan proaktif karena aktivitasnya berdampak pada warga,” tegas Irmayanti dalam siaran pers yang diterima Eranesia.id di Palu.
Sekkot juga meninjau alur air dari pegunungan Watusampu dan lokasi galian c yang dikelola pelbagai perusahaan.
Ia berharap, perusahaan tambang memperhatikan dampak lingkungan.
“Selain itu perusahaan juga harus memenuhi tanggung jawab sosial kepada masyarakat sekitar,” imbuh Irmayanti.
Penanggung jawab PT Andesit Batu Palu, Ko Matius, berjanji bertanggung jawab atas kerusakan dan segera membenahi situasi.
Ia mengungkapkan, pihaknya langsung bergerak menangani banjir dan telah berkoordinasi dengan kecamatan dan kelurahan.
Jaringan Advokasi Tambang (JATAM) Sulteng, menyatakan banjir di ruas jalan Palu-Donggala dan Kelurahan Watusampu disebabkan oleh aktivitas tambang galian c.
Koordinator JATAM Sulteng, M Taufik meminta pemerintah Sulteng, Palu, dan Donggala mengevaluasi izin pertambangan dan melakukan audit lingkungan.
Ia menekankan, pentingnya tindakan nyata dari pemerintah mengingat izin pertambangan dikeluarkan oleh pemerintah provinsi, kabupaten, dan kota.
“Pemerintah harus bertanggung jawab atas banjir di Watusampu,” tandasnya. CAE













