OTORITAS Jasa Keuangan (OJK) menggelar Focus Group Discussion (FGD) di Sriti Convention Hall, Palu, untuk membahas strategi pengembangan durian Sulawesi Tengah.
Kegiatan ini bertujuan meningkatkan akses keuangan serta membuka peluang ekspor, sejalan dengan program Asta Cita Pemerintah dan visi Indonesia Emas 2045.
Selain itu, penguatan sektor ekonomi daerah serta pemberdayaan petani dan pelaku usaha menjadi fokus utama diskusi ini.
Kepala OJK Sulteng, Bonny Hardi Putra, menegaskan bahwa dengan berlakunya UU Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK), OJK kini memiliki tugas tambahan, yaitu menguatkan dan mengembangkan sektor jasa keuangan.
“Regulasi ini bertujuan meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif, berkelanjutan, dan berkeadilan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta mengurangi kesenjangan ekonomi,” terangnya dalam siaran pers yang diterima Eranesia.id, Selasa (11/3/2025).
Lebih lanjut, berdasarkan kajian dan analisis risiko kredit, sektor perkebunan durian memiliki potensi besar sebagai penggerak ekonomi Sulteng.
Selain itu, durian Sulteng menawarkan peluang ekspor yang menjanjikan, terutama ke China yang menjadi pasar potensial bagi komoditas ini.
Dalam mendukung ekspor ini, OPD setempat merencanakan kedatangan tim dari GACC (General Administration of Customs of China) untuk melakukan survei dan sertifikasi guna memastikan produk durian memenuhi standar yang berlaku.
Hasil dan Rekomendasi FGD
Diskusi ini menghasilkan beberapa rekomendasi strategis, antara lain:
- Menetapkan mekanisme stabilisasi harga dan memperkuat daya tawar petani, termasuk regulasi peran offtaker.
- Melakukan sertifikasi Good Agricultural Practices (GAP), pendampingan ekspor, perpajakan, dan pengembangan kompetensi bagi petani serta pelaku UMKM.
- Meningkatkan peran koperasi dan BUMDes dalam ekosistem close loop serta memperkuat dukungan pembiayaan dan pertanggungan dari PUJK.
- Mempercepat integrasi data dan koordinasi antara pemerintah, pelaku usaha, dan lembaga keuangan guna mempercepat pengembangan sektor durian.
- Selain itu, melibatkan akademisi dan praktisi teknis dalam menangani permasalahan penyakit tanaman durian.
- Terakhir, memperkuat peran lembaga jasa keuangan dalam mendukung pembiayaan sektor perkebunan durian.
Dengan demikian, Bonny berharap koordinasi dalam FGD ini memperkuat kolaborasi antar pemangku kepentingan untuk pengembangan ekonomi daerah, perluasan akses keuangan, serta pengendalian inflasi.
Selain itu, ia menekankan pentingnya menjadikan forum koordinasi ini sebagai model bagi pengembangan komoditas unggulan lainnya di Sulteng. *TAU/MUH













