Ekonomi

OJK: Industri Jasa Keuangan Sulteng Tumbuh Positif Awal 2025

×

OJK: Industri Jasa Keuangan Sulteng Tumbuh Positif Awal 2025

Sebarkan artikel ini
Kepala OJK Sulteng, Bonny Hardi Putra (dua dari kiri) menjelaskan kondisi Industri Jasa Keuangan Sulteng saat menjadi pembicara dalam acara Journalist Update TW I OJK Sulteng di Palu, Kamis (20/3/2025). Foto: Taufan Bustan/Eranesia.id

OTORITAS Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Tengah menilai kondisi Industri Jasa Keuangan (IJK) di provinsi itu per Januari 2025 stabil dengan kinerja positif dan risiko terjaga.

Kepala OJK Sulteng, Bonny Hardi Putra mengatakan perbankan, keuangan non-bank dan pasar modal tumbuh positif seiring edukasi dan inklusi keuangan.

Januari 2025, indikator perbankan tumbuh positif dengan aset Rp75,67 triliun (16,76%), kredit Rp60,77 triliun (16,84%), dan DPK Rp36,93 triliun (16,20%).

“Perbankan menjaga intermediasi dengan LDR 159,52% dan kredit bermasalah 1,54%,” terangnya di Journalist Update OJK Sulteng, Kamis (20/3/2025).

Bonny menjelaskan, perbankan syariah meningkat dengan aset Rp3,60 triliun (16,13%), pembiayaan Rp3,13 triliun (14,23%), dan DPK Rp2,13 triliun (10,36%).

Perbankan mendorong UMKM melalui penyaluran kredit.

“Januari 2025 kredit UMKM mencapai Rp17,66 triliun (11,35%) dengan NPL 2,71% di bawah batas 5%,” ungkapnya.

Bonny menyebut, IKNB di Sulteng juga positif. Perusahaan pembiayaan tumbuh dengan nilai Rp7,15 triliun (13,34%) dan NPF 1,89%.

“Dana pensiun tumbuh dengan aset Rp104,81 miliar (5,34%) dan investasi Rp102,54 miliar (5,22%),” jelasnya.

Sementara P2P lending mencatat pinjaman Rp509,43 miliar (59,03%) dengan 159.167 rekening aktif dan TWP90 1,72%.

Di Pasar Modal, Bonny melanjutkan, investor Sulteng terus bertambah. Januari 2025 tercatat 153.481 rekening investasi (32,40%).

“Reksadana mendominasi dengan 118.466 rekening atau 77,19% dari total investasi Sulteng,” sebutnya.

OJK memperkuat pengawasan pasar modal melalui aplikasi OSIDA PMDK dengan Big Data Analytics.

“BDA PM diluncurkan Februari 2025, mencakup Investor Profile dan clustering Perusahaan Efek,” tutupnya. *TAU/MUH