KANTOR Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Tengah melaporkan kinerja Industri Jasa Keuangan (IJK) di wilayahnya tetap stabil dan positif hingga 28 Februari 2025. Likuiditas perbankan dinilai memadai, sementara profil risiko tetap terjaga.
Kepala Kantor OJK Sulteng, Bonny Hardi Putra mengatakan pertumbuhan industri perbankan, keuangan non-bank, dan pasar modal terus menunjukkan tren positif.
“Hal ini didorong oleh edukasi keuangan, inklusi keuangan, serta pelindungan konsumen yang dilakukan secara konsisten,” terangnya dalam siaran pers yang Eranesia.id terima, Kamis (24/4/2025).
Bonny menjelaskan, per Februari 2025, aset perbankan tercatat Rp78,17 triliun, naik 15,38% secara tahunan (yoy).
Penyaluran kredit mencapai Rp60,73 triliun atau tumbuh 16,32%, sedangkan Dana Pihak Ketiga (DPK) naik 9,97% menjadi Rp36,96 triliun.
“Loan to Deposit Ratio (LDR) mencapai 164,31%, dengan rasio kredit bermasalah (NPL) terkendali di angka 1,53%,” ungkapnya.
Bonny juga menyebutkan, perbankan syariah mencatat pertumbuhan.
Di mana, aset naik 15,97% menjadi Rp3,63 triliun, pembiayaan tumbuh 14,86% menjadi Rp3,17 triliun.
“Dan DPK meningkat 7,54% menjadi Rp2,14 triliun,” tegasnya.
Kantor OJK Sulteng juga mencatat komitmen perbankan dalam mendukung UMKM.
Kredit untuk UMKM mencapai Rp17,93 triliun, tumbuh 13,05% (yoy).
“Tingkat NPL sektor ini tetap sehat di angka 2,81%, masih di bawah ambang batas 5%,” tandas Bonny. *TAU/MUH













