OTORITAS Jasa Keuangan (OJK) terus mendukung sektor riil, termasuk industri tekstil dan produk tekstil (TPT), sebagai sektor strategis nasional.
OJK menggelar konsinyering di Jakarta, Jumat (16/5/2025), bersama kementerian terkait, pelaku industri TPT, dan perbankan.
Diskusi membahas tantangan, potensi sinergi, dan kebutuhan pembiayaan untuk memperkuat ekosistem berkelanjutan.
Kegiatan ini menindaklanjuti arahan Presiden dalam Sarasehan Ekonomi Nasional dan UU Nomor 59 Tahun 2024 tentang RPJPN 2025–2045.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, menekankan pentingnya kolaborasi lewat pendekatan Indonesia Incorporated.
Industri TPT punya potensi besar di pasar domestik dan ekspor, namun masih terkendala logistik dan ketergantungan pasar tertentu.
“Semua pihak harus menekan biaya logistik dan memperluas pasar agar TPT lebih kompetitif di tengah deglobalisasi,” ujar Dian dalam siaran pers yang Eranesia.id terima, Minggu (18/5/2025).
Dian juga menyoroti peran perbankan sebagai enabler pembiayaan dan penguatan struktur bisnis TPT.
Ia mendorong sinergi lebih kuat agar pembiayaan tepat sasaran dan risiko lebih terkelola.
Hingga Maret 2025, kredit perbankan ke sektor TPT dan alas kaki mencapai Rp160,41 triliun atau 2,03% dari total kredit nasional.
Sektor ini menyerap 4 juta tenaga kerja atau 32,79% dari pekerja industri padat karya, dan tumbuh 4,64% (yoy), naik dari 4,26% pada 2024. TPT juga menyumbang 1,02% terhadap PDB nasional.
Minat investasi asing di sektor ini terus naik, tercermin dari meningkatnya Penanaman Modal Asing (PMA).
Pemerintah memberi pelbagai insentif, seperti restrukturisasi mesin, penguatan rantai pasok, insentif fiskal, subsidi listrik, dan dukungan industri petrokimia.
Pelaku industri mengusulkan kebijakan terintegrasi, mencakup:
- Kepastian regulasi dan perlindungan produk lokal
- Perizinan AMDAL yang transparan
- Pengawasan impor pakaian jadi
- Skema pembiayaan murah dan pelatihan tenaga kerja
- Penguatan ekosistem hulu-hilir
- Energi bersih dan efisien
- Peningkatan TKDN
- Ekonomi sirkular
OJK berharap hasil konsinyering jadi dasar kebijakan konkret untuk memperkuat daya saing dan keberlanjutan industri TPT sebagai pilar ekspor dan industri padat karya nasional. *TAU/MUH













