Ekonomi

Transisi Energi di IMIP: Gabungan Teknologi dan Kesadaran Lingkungan

×

Transisi Energi di IMIP: Gabungan Teknologi dan Kesadaran Lingkungan

Sebarkan artikel ini
Lanskap salah satu sisi area produksi PT QMB New Energy Materials di kawasan IMIP. Foto: Media Relations PT IMIP

KAWASAN industri Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) terus menunjukkan transformasi nyata dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 melalui inovasi energi bersih.

Dua perusahaan unggulan, PT QMB New Energy Material dan PT Huayue Nickel Cobalt (HYNC), kini memimpin langkah transisi energi dengan menerapkan teknologi kogenerasi dan sistem daur ulang air untuk menekan emisi karbon serta meningkatkan efisiensi operasional.

PT QMB New Energy Material sejak 2023 telah mengembangkan pembangkit listrik co-generation yang memanfaatkan panas limbah untuk menghasilkan listrik dan energi panas secara bersamaan.

Teknologi ini mengintegrasikan pabrik asam sulfat dengan turbin generator, di bawah arahan ilmuwan material dunia, Profesor Xu Kaihua, pendiri General Environmental Material (GEM) yang menaungi QMB.

Menurut Wakil Deputi Manager PT QMB, Yan Xiadong, sistem ini mampu mengurangi ketergantungan pada listrik konvensional hingga 70 persen dan meningkatkan efisiensi energi hingga 98,4%.

“Kami percaya bahwa masa depan industri mineral adalah hijau. Kogenerasi menjadi solusi konkret kami dalam mengurangi emisi dan memanfaatkan limbah secara maksimal,” jelas Yan dalam siaran pers yang Eranesia.id terima, Kamis (26/6/2025).

Selain ramah lingkungan, teknologi ini memungkinkan pemanfaatan limbah panas untuk pemanasan, pendinginan, dan proses produksi, menjadikannya inovasi kunci dalam efisiensi energi industri berat.

Dukung Daur Ulang Air dan Energi Mandiri

Di sisi lain, HYNC, perusahaan produsen nikel dan kobalt di IMIP, juga mengadopsi teknologi serupa. Uap bertekanan tinggi dari proses High Pressure Acid Leach (HPAL) diolah kembali menjadi sumber listrik mandiri untuk pabrik, mencukupi hingga 70 persen kebutuhan energi.

Tak hanya itu, HYNC juga menerapkan rainwater harvesting dan sistem closed-loop water untuk mengolah kembali air hujan dan limbah produksi. Teknologi ini memungkinkan penghematan air bersih secara signifikan.

“Kami mendesain sistem sirkulasi tertutup yang bisa menekan penggunaan air segar dan mengurangi air limbah hingga lebih dari 1 juta metrik ton,” ungkap Direktur Eksternal HYNC, Stevanus.

IMIP Kembangkan PLTS 415 Megawatt

Langkah QMB dan HYNC turut memacu tenant lainnya di IMIP, seperti PT Dexin Steel Indonesia (DSI) dan PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS).

Kedua perusahaan tengah mempersiapkan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas gabungan 415 Megawatt.

Penerapan energi surya ini melengkapi langkah dekarbonisasi yang strategis, sejalan dengan peta jalan Indonesia menuju energi bersih dan berkelanjutan. *TAU/MUH