FESTIVAL Tampo Lore VI 2025 tak hanya meriah dengan parade seni dan budaya di Situs Megalit Pokekea, Kabupaten Poso, tapi juga jadi panggung edukasi literasi keuangan dan pemberdayaan UMKM desa.
Setelah sesi dari OJK dan Hannah Asa Indonesia, giliran Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Sulawesi Tengah memanfaatkan momen ini untuk menyampaikan program strategis mendukung pertumbuhan UMKM lokal.
Tiga pejabat BI hadir dan memaparkan peran BI dalam mendorong UMKM naik kelas, dari pembinaan hingga promosi nasional dan internasional.
Analis Yunior Fungsi Pengembangan UMKM KPwBI Sulteng, Irfan Azmi Al-Hayat, menegaskan bahwa BI bukan penyalur kredit, tetapi menciptakan ekosistem kondusif lewat kebijakan makro, stabilitas nilai tukar, inflasi, dan sistem pembayaran.
“BI menjaga agar biaya produksi UMKM terjangkau dan daya beli masyarakat stabil,” ujarnya dalam siaran pers yang Eranesia.id terima, Senin (30/6/2025).
Ia juga menyoroti sistem pembayaran digital seperti QRIS dan transfer antarbank untuk mendukung transaksi UMKM yang cepat dan efisien.
Selain itu, BI aktif mengampanyekan inklusi keuangan digital agar UMKM tak lagi bergantung pada sistem tunai.
Pembicara kedua yang juga dari KPwBI Sulteng, Andi Sabirin Baso, menyampaikan BI mendorong UMKM tembus pasar luas lewat event promosi.
Salah satunya, dukungan untuk perajin tenun Desa Towale, Donggala yang kini tercatat sebagai usaha tenun terbesar di Indonesia versi MURI dengan 100 perajin aktif.
BI juga mendukung UMKM di Kabalutan (Tojo Unauna) dan Danau Paisupok (Banggai Kepulauan).
“Kami bantu agar UMKM tak hanya bertahan, tapi naik kelas,” kata Andi.
Trisno Siswoyo dari Bidang Humas KPwBI Sulteng menekankan, hanya UMKM dengan potensi kuat dan produksi berkelanjutan yang akan mendapat dukungan.
Ia mendorong pelaku UMKM aktif memasarkan produk secara digital agar menjangkau pasar lebih luas.
“Meski BI bukan penyalur kredit, kebijakan kami sangat memengaruhi iklim usaha,” tutupnya.
Warga desa juga memanfaatkan forum ini untuk menyampaikan aspirasi. Kepala Desa Bariri, Magdalena Mentara, berharap dukungan untuk Kopi Peranina dan Terminal Kopi Behoa.
Sunardi, pemandu wisata dari BPK Wilayah VIII, mengusulkan pelatihan pemandu wisata dan pembangunan gazebo di situs megalit.
Kepala Desa Baleura, Joni Pereruang, meminta pelatihan pengembangan wisata.
Menanggapi hal itu, KPwBI Sulteng menyatakan akan mempelajari dan menindaklanjuti seluruh usulan yang disampaikan. *TAU/MUH













