PERTUMBUHAN UMKM di Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, terus menunjukkan tren positif.
Dalam lima tahun terakhir, jumlah usaha di Bahodopi melonjak 62,7% hingga tercatat 7.643 unit usaha pada Maret 2025.
Kondisi ini mencerminkan iklim bisnis yang kondusif dan potensi ekonomi lokal yang dinamis, sekaligus menghadirkan tantangan baru dalam pengembangan usaha.
Kehadiran PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) menjadi motor penggerak utama pertumbuhan UMKM di kawasan industri pesisir Morowali.
Deretan kios, lapak, hingga toko semi permanen kini mudah ditemui di sepanjang Kecamatan Bahodopi. UMKM Bahodopi menyerap 16.705 tenaga kerja.
Tiga jenis usaha mendominasi kios Sembako dan Pertamini (981 unit), stan minuman (735 unit), dan warung makanan semi permanen (670 unit).
Selain itu, ada kios (648 unit), warung makan (591 unit), konter ponsel dan bengkel (masing-masing 274 unit), toko pakaian, sepatu, alat pelindung diri (263 unit), serta UMKM menengah (246 unit).
Pertumbuhan tertinggi terjadi pada 2024, naik 14,9% dibanding 2023, seiring lonjakan penduduk akibat perkembangan sektor pengolahan nikel IMIP.
“UMKM memegang peran penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sektor ini mampu menyerap tenaga kerja dan mendukung produk domestik regional bruto (PDRB) Sulawesi Tengah,” kata Head of Media Relations PT IMIP, Dedy Kurniawan, Selasa (1/7/2025).
Data PT IMIP mencatat jumlah usaha naik dari 4.697 unit (2021) menjadi 5.034 unit (2022), lalu melonjak jadi 6.617 unit (Februari 2023) dan 7.299 unit (Agustus 2023). Pada 2024, laju pertumbuhan melambat dengan jumlah usaha 7.318 unit.
Salah satu kisah sukses datang dari Abdullah (53), pemilik Dapur Pak Dul di Desa Bahomakmur. Perantau asal Soppeng, Sulawesi Selatan ini merintis usaha sejak 2018.
Usahanya makin laris sejak PT Chengtok Litium Indonesia (CTLI), tenant IMIP, beroperasi Oktober 2024.
Warungnya kini buka 24 jam dan mempekerjakan 18 orang untuk melayani pelanggan, termasuk karyawan yang bekerja malam hari. *TAU/MUH













