KEMENTERIAN Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat produksi batu bara Januari–Juni 2025 mencapai 357,6 juta ton, atau 48,34 persen dari target tahunan 739,7 juta ton.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, menjelaskan dari total produksi tersebut, 104,6 juta ton diserap pasar domestik (Domestic Market Obligation), 238 juta ton diekspor, dan 15 juta ton masuk stok.
Ia memaparkan, total perdagangan batu bara dunia mencapai sekitar 1,3 miliar ton per tahun. Berdasarkan data hingga 2024, Indonesia mengekspor 600–650 juta ton, setara 45 persen pangsa pasar global.
“Sebenarnya agak lucu. Kita ini pemasok terbesar batu bara dunia, tapi harga batu bara sekarang turun 25–30 persen. Kita tidak bisa berbuat banyak karena permintaan sedang turun sementara produksi tinggi,” terang Bahlil dikutip dari Mediaindonesia.com, Selasa (12/8/2025).
Menanggapi permintaan DPR, Kementerian ESDM akan merevisi Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) demi menjaga stabilitas harga dan pasokan.
“Kalau harga bagus, negara mendapat pajak lebih, pengusaha untung. Pengelolaan batu bara harus kita pikirkan untuk jangka panjang, agar manfaatnya juga dirasakan anak cucu,” tandas Bahlil. MUH













