DEWAN Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah akan memanggil pihak PT Bosowa Tambang Indonesia (BTI) terkait tanah longsor di Desa Loli Saluran, Kecamatan Banawa, beberapa waktu lalu.
Ketua DPRD Donggala, Moh Taufik, menegaskan bahwa meskipun perizinan pertambangan kini berada di bawah pemerintah provinsi, DPRD tetap akan meminta keterangan dari BTI mengenai dampak aktivitas tambang terhadap warga sekitar.
“Walaupun perizinan tambang galian C bukan lagi wewenang Pemkab Donggala, dampaknya dirasakan langsung oleh masyarakat, khususnya di Desa Loli Saluran,” tegasnya dikutip dari Media.alkhairaat.id, Minggu (16/2/2025).
DPRD Donggala akan berkoordinasi dengan Komisi III untuk mengatur jadwal pemanggilan.
“Senin atau Selasa, 17-18 Februari, kami agendakan pertemuan dengan Direktur PT BTI,” ungkap Taufik.
Sebelumnya, sebuah video viral merekam detik-detik longsor di Desa Loli Saluran yang terjadi pada Jumat (14/2/2025) pukul 09.00 WITA.
Longsor terjadi di area pertambangan galian C, menyebabkan kepanikan warga, terutama karena lokasinya dekat dengan SDN 21 Banawa.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Donggala, Abdul Muin, memastikan longsor terjadi jauh dari permukiman.
“Tidak ada korban jiwa atau kerusakan rumah dan fasilitas pemerintah,” tandasnya. MAL/MUH
