Regional

Pemkot Palu Komitmen Wujudkan Green City Melalui Program Biopori

×

Pemkot Palu Komitmen Wujudkan Green City Melalui Program Biopori

Sebarkan artikel ini
Wali Kota Palu, Hadianto Rasyid mencanangkan 1.000 biopori di kelurahan Ujuna, Kecamatan Palu Barat sebagai salah satu dari 35 program prioritas Pemkot Palu, Kamis (27/3/2025). Foto: Yusuf/Pemkot Palu

PEMERINTAH Kota (Pemkot) Palu, Sulawesi Tengah mencanangkan 1.000 Biopori di Kelurahan Ujuna, Kecamatan Palu Barat.

Wali Kota Palu, Hadianto Rasyid mengatakan, pencanangan 1.000 biopori di Ujuna sebagai salah satu dari 35 program prioritas Pemkot Palu.

Ia menjelaskan, bahwa lingkungan menjadi satu-satunya alam tempat manusia hidup dan meneruskan kehidupan.

Menurut Hadianto, antara manusia dan lingkungan hidup menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam strategi perwujudan agenda pembangunan berkelanjutan.

“Pengelolaan lingkungan hidup yang tidak serasi akan membawa pengaruh besar bagi kesejahteraan manusia. Pelbagai permasalahan lingkungan hidup tidak bisa kami abaikan dan harus segera kami cari solusi pemecahannya,” ungkapnya dalam siaran pers yang Eranesia.id terima, Jumat (28/3/2025).

Hadianto memaparkan, permasalahan lingkungan yang umumnya kami jumpai di Palu antara lain berupa meningkatnya isu timbulan persampahan, pencemaran air dan udara, banjir, serta menurunnya kualitas lingkungan.

Untuk mengatasi masalah lingkungan kota tersebut, pemerintah menilai perlu keserasian antara areal terbangun, infrastruktur, dan ruang terbuka hijau.

“Kami memberikan perhatian dan komitmen untuk mempertahankan dan mengembangkan kualitas ruang terbuka hijau serta meningkatkan kualitas resapan air melalui program 1.000 biopori per kelurahan,” ujarnya.

Pelaksanaan 1.000 biopori yang kami canangkan merupakan wujud nyata dalam penumbuhan kesadaran dan perubahan perilaku masyarakat.

Kegiatan ini akan meningkatkan ketahanan lingkungan dari dampak perubahan iklim.

“Agenda Palu sebagai green city kami mulai dengan menghadirkan lingkungan yang berpotensi kami kembangkan melalui biopori,” kata Hadianto.

Metode ini akan mensuburkan tanah, mengurangi potensi genangan banjir, serta berkontribusi pada pengurangan pemanasan global.

Hadianto menekankan, bahwa pembuatan biopori di kelurahan hanya bisa sukses jika masyarakat bersatu membangun kesadaran kolektif dan komitmen.

Dia meminta camat dan lurah mendorong partisipasi masyarakat dalam penanaman biopori sebagai pintu masuk menanam tanaman hijau dan menciptakan lingkungan sehat.

“Kami mendorong seluruh warga kota dan masyarakat sipil melakukan gerakan bersama ini, yang akan terus kami gaungkan selama lima tahun ke depan,” katanya.

Hadianto meminta, semua dinas terlibat mengambil langkah strategis dan berkesinambungan, mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan.

Evaluasi Berkala

Kami akan mengevaluasi secara berkala untuk melihat keberhasilan dan kendala di lapangan.

Melalui Dinas Lingkungan Hidup, Hadianto berharap, dapat mengatur strategi pembinaan kepada setiap pemangku kepentingan.

“Dalam satu tahun ke depan, kami targetkan sudah ada performa kelurahan yang berubah karena program biopori,” harapnya.

Hadianto menambahkan, akan memberikan penghargaan bagi kelurahan dan kelompok masyarakat yang berhasil melakukan gerakan biopori secara optimal.

“Sebaliknya, kelurahan yang belum mampu menggerakkan masyarakatnya akan kami evaluasi sebagai kelurahan berkinerja kurang baik di bidang kebersihan dan lingkungan hidup,” pungkasnya. *SUF/MUH