PEMERINTAH Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tengah mendorong percepatan pengembangan kakao lewat kolaborasi dengan akademisi dan mitra internasional.
Gubernur Anwar Hafid dan Wakil Gubernur Reny A Lamadjido menyampaikan hal itu saat bertemu dengan Fakultas Pertanian UGM dan Fuji Oil Holdings dari Jepang, Kamis (24/4/2025) lalu.
Anwar menegaskan, pentingnya langkah konkret untuk membangkitkan kembali kejayaan kakao Sulteng. Ia mendorong pemanfaatan kebun yang sudah ada dan mempercepat kerja sama dengan investor.
“Kalau ada investor mau kelola seribu hektare, langsung coupling kebun yang ada. Dinas Perkebunan cukup fokus urus itu. Sistemnya harus jelas supaya kita bisa dorong sampai ke hilir,” terangnya dalam siaran pers yang Eranesia.id terima, Sabtu (26/4/2025).
Ia juga meminta jajarannya segera memetakan potensi lahan. “Kita petakan dulu. Setelah tahu luasnya, langsung intensifikasi. Teknis kerja sama bisa menyesuaikan belakangan,” lanjutnya.
Perwakilan UGM menjelaskan bahwa mereka sudah menjalankan pelatihan berbasis industri kakao di Yogyakarta. Program ini mengajarkan mahasiswa, termasuk dari Jepang, untuk mengolah biji kakao hingga menjadi cokelat artisan.
“Mahasiswa belajar dari nol, lalu membawa pulang cokelat buatan mereka sendiri,” ujar salah satu dosen UGM.
Mereka juga melibatkan pemda dan UMKM cokelat lokal dalam pelatihan tersebut. Program ini terbukti mampu mempromosikan produk lokal sekaligus meningkatkan kapasitas SDM.
Pemprov Sulteng berharap kolaborasi dengan Fuji Oil, perusahaan Jepang di sektor pengolahan makanan, bisa mendorong masuknya investasi dan memperkuat ekonomi rakyat berbasis kakao. *TAU/MUH













