SULAWESI Tengah kini memiliki Sulteng Recycle Center (SRC), fasilitas berbasis teknologi pirolisis yang dikelola langsung oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) provinsi itu. Gubernur Anwar Hafid meresmikan penggunaan SRC, Jumat (25/4/2025) lalu.
SRC hadir sebagai bukti nyata program Berani Bersih, inisiatif yang bertujuan mengatasi persoalan sampah sekaligus mendorong energi alternatif berbasis pemberdayaan masyarakat.
Teknologi pirolisis di SRC mampu mengubah 10 kilogram sampah plastik menjadi 10 liter bahan bakar minyak (BBM). Petani dan nelayan di Sulteng kini bisa memanfaatkan energi baru ini untuk mendukung aktivitas mereka.
Gubernur Anwar Hafid mengapresiasi kolaborasi DLH dengan dunia usaha yang menghadirkan mesin pirolisis melalui program CSR.
Ia menegaskan bahwa inovasi ini tidak hanya menawarkan solusi bagi lingkungan, tetapi juga memperkuat kemandirian energi masyarakat.
“Bekali nelayan dan petani dengan mesin ini supaya mereka bisa memproduksi bahan bakar sendiri dan menekan biaya produksi,” ujar Anwar dalam siaran pers yang Eranesia.id terima, Minggu (27/4/2025).
BBM hasil pirolisis akan digunakan untuk mengoperasikan perahu nelayan dan mesin-mesin pertanian, sekaligus memperkuat program Berani Panen Raya dan Berani Tangkap Banyak.
Anwar menilai inovasi ini sebagai motor penggerak utama sektor pertanian dan perikanan di daerah.
Gubernur juga mendorong perluasan program dengan menargetkan satu mesin pirolisis untuk setiap kelompok tani atau nelayan.
Ia berharap masyarakat lebih aktif mengumpulkan sampah plastik untuk mengolahnya menjadi BBM mandiri.
“Mereka cari sampah sendiri, mereka produksi BBM sendiri. Inilah langkah kecil kita menuju lingkungan bersih dan energi yang lebih mandiri,” tandasnya. MUH