PEMERINTAH Kota (Pemkot) Palu, Sulawesi Tengah, menyerahkan hibah lahan seluas dua hektare kepada Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) untuk membangun Balai Latihan Kerja (BLK) sekaligus Migran Center pertama di Indonesia. Lahan ini berada di belakang Terminal Mamboro, Palu Utara.
Wali Kota Palu Hadianto Rasyid dan Menteri P2MI Abdul Kadir Karding menandatangani hibah di Food Court Lapangan New Vatulemo, Palu.
Sekretaris Daerah Kota Palu Irmayanti, sejumlah kepala OPD, pejabat Pemkot, serta perwakilan dari Kementerian P2MI menghadiri acara ini.
Wali Kota Hadianto menegaskan, komitmen Palu sebagai pusat pelayanan pekerja migran di kawasan Sulawesi Tengah dan sekitarnya.
“Kami bersyukur atas perhatian besar dari Presiden melalui Menteri P2MI. Ini bukan sekadar proyek, tetapi langkah strategis menjadikan Palu sebagai pusat vokasi dan layanan migran untuk kawasan Sulawesi Tengah dan sekitarnya,” ungkapnya dalam siaran pers yang Eranesia.id terima, Selasa (10/6/2025).
Hadianto menambahkan, posisi geografis Palu yang kabupaten-kabupaten penyangga kelilingi serta lokasi yang dekat dengan wilayah Sulawesi Barat menjadikannya tempat ideal untuk membangun pusat layanan migran.
“Balai ini akan mengintegrasikan pelatihan, sertifikasi, hingga layanan migrasi. Ini akan mempercepat akses dan meningkatkan efisiensi bagi daerah sekitar,” tegasnya.
Sejauh ini, Pemkot Palu telah berhasil memberangkatkan sekitar 400 pekerja migran ke berbagai negara, termasuk Jepang.
Hadianto berharap, kehadiran Migran Center akan membuat upaya penempatan tenaga kerja tersebut semakin terstruktur dan masif.
“Dengan adanya fasilitas yang terintegrasi ini, kami optimis dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas pekerja migran yang kami berangkatkan,” kata Hadianto.
Migran Center Pertama dan Terintegrasi
Menteri P2MI Abdul Kadir Karding menyebut hibah lahan dari Kota Palu sebagai bentuk dukungan nyata daerah terhadap agenda nasional perlindungan pekerja migran.
“Ini yang pertama di Indonesia. Kita akan membangun Migran Center yang terintegrasi sebagai tempat pelatihan, layanan, informasi, hingga sertifikasi pekerja migran. Semua dalam satu atap,” jelasnya.
Karding menilai kolaborasi seperti ini menjadi kunci sukses penguatan ekonomi keluarga dan daerah. Ia juga menyampaikan pesan Presiden Prabowo Subianto mengenai pentingnya sinergi pusat dan daerah dalam pembangunan nasional.
“Pesan Presiden Prabowo jelas, sinergi pusat dan daerah. Dan Palu membuktikan itu. Jika ini berhasil, bisa menjadi model nasional,” tegasnya.
Karding berharap pembangunan Migran Center di Palu dapat segera dimulai dan memberikan dampak langsung bagi penempatan tenaga kerja luar negeri yang berkualitas.
“Langkah ini bukan hanya mengurangi pengangguran, tetapi juga mengangkat martabat pekerja migran kita. Kami ingin memastikan setiap pekerja migran Indonesia mendapat perlindungan dan pelayanan terbaik,” tandasnya.
Karding berharap, fasilitas terintegrasi ini akan membuat Sulteng dan wilayah sekitarnya menjadi contoh dalam pengelolaan dan perlindungan pekerja migran Indonesia yang profesional dan berstandar internasional. *TAU/MUH













