Regional

KKJ Sulteng Lahir, Jadi Rumah Bersama Jurnalis Lawan Kekerasan

×

KKJ Sulteng Lahir, Jadi Rumah Bersama Jurnalis Lawan Kekerasan

Sebarkan artikel ini
Peluncuran Komite Keselamatan Jurnalis (KKJ) Sulawesi Tengah, Rabu (11/6/2025). Foto: HO

ALIANSI Jurnalis Independen (AJI) Palu dan Komite Keselamatan Jurnalis (KKJ) Indonesia, dengan dukungan Yayasan Tifa melalui Program Jurnalisme Aman, menggelar Pelatihan Keselamatan Holistik bagi Jurnalis di Palu. Kegiatan ini mencakup Focus Group Discussion (FGD) dan peluncuran Komite Keselamatan Jurnalis (KKJ) Sulawesi Tengah.

Koordinator KKJ Nasional, Erick Tanjung, menjelaskan bahwa pelatihan ini mengintegrasikan aspek keamanan fisik, psikososial, dan digital.

Kegiatan ini juga menyatukan persepsi antarorganisasi pers dan aktivis, serta mendorong mekanisme perlindungan yang lebih efektif.

“Tujuannya agar jurnalis, terutama yang rentan, membangun ketahanan menghadapi ancaman dan memperkuat solidaritas pers,” ujar Erick, Rabu (11/6/2025).

Ketua AJI Palu, Agung Sumandjaya, menyebut laporan Divisi Advokasi AJI mencatat berbagai bentuk kekerasan terhadap jurnalis di Sulteng, mulai dari intimidasi, teror, kekerasan fisik, hingga pelarangan liputan.

“Yang memprihatinkan, pelaku kekerasan sering kali berasal dari aparat negara seperti polisi, tentara, dan Satpol PP. Kekerasan ini terus berulang seolah mendapat legitimasi,” kata Agung.

Ia menegaskan, konstitusi dan Undang-Undang Pers Nomor 40 Tahun 1999 melindungi jurnalis. Karena itu, siapa pun yang mengganggu kerja jurnalistik berarti melanggar hukum.

Ketua IJTI Sulteng, Rolis Muhlis, menyambut baik terbentuknya KKJ Sulteng dan berharap lembaga ini menjadi ruang advokasi bersama bagi jurnalis.

Program Officer Jurnalisme Aman Yayasan Tifa, Arie Mega, menambahkan bahwa hasil pemetaan pada Oktober 2024 menunjukkan pelaku kekerasan tidak hanya datang dari aparat, tetapi juga dari atasan redaksi dan satpam perusahaan.

“Ini terjadi saat jurnalis meliput Proyek Strategis Nasional (PSN). Semakin banyak PSN di Sulteng, semakin besar potensi kekerasan terhadap jurnalis,” ujar Arie.

Pelatihan ini menghadirkan Erick Tanjung dan Ridwan Lapasere dari AJI Indonesia sebagai fasilitator. Erick juga memimpin pembentukan KKJ Sulteng yang melibatkan organisasi pers seperti AJI Palu, PWI, IJTI, AMSI, PFI Palu, serta advokat dari Jatam Sulteng, LBH-APIK, dan LPS HAM.

Dalam pertemuan itu, peserta memilih Moh Arief (AJI Palu) sebagai Koordinator KKJ Sulteng, Kristina Natalia sebagai Sekretaris, dan Indrawati Zainuddin (AMSI Sulteng) sebagai Bendahara.

Moh Arief menyatakan, siap bekerja sama dengan organisasi pers dan masyarakat sipil untuk memperkuat perlindungan jurnalis di Sulteng.

“Kami butuh dukungan semua pihak agar KKJ Sulteng benar-benar menjadi rumah bersama bagi jurnalis dalam memperjuangkan keselamatan dan kebebasan pers,” tegasnya. *MUH