EkonomiRegional

KPwBI Sulteng: Program PASUKAN Ditjenpas Jadi Ladang Amal Jariah

×

KPwBI Sulteng: Program PASUKAN Ditjenpas Jadi Ladang Amal Jariah

Sebarkan artikel ini
Kepala KPwBI Sulteng, Rony Hartawan memberikan sambutan pada penanaman cabai di Sarana Asimilasi dan Edukasi (SAE) Kebun Langaleso, Kabupaten Sigi yang digagas melalui program unggulan PASUKAN (Lapas untuk Ketahanan Pangan), Rabu (25/6/2025). Foto: HO

KEPALA Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Sulawesi Tengah, Ronny Hartawan, menyoroti langsung inisiatif penanaman rica (cabai) di Sarana Asimilasi dan Edukasi (SAE) Kebun Langaleso, Kabupaten Sigi.

Program unggulan PASUKAN (Lapas untuk Ketahanan Pangan) ini, bagi Rony, bukan sekadar proyek pertanian biasa, melainkan sebuah “amal jariah” yang kaya nilai dan membawa keberkahan bagi masyarakat luas.

“Tanah itu berkah, tapi menanam di tanah itu amal dan amal jariah. Kita berkumpul dengan inovasi ini, ini menarik,” ungkap Rony saat penanaman cabai di Langaleso, Kabupaten Sigi, Rabu (25/6/2025).

Ia juga mengapresiasi kolaborasi apik antara Kanwil Ditjenpas Sulteng, Pemda, dan pelbagai pihak yang terlibat dalam kegiatan ini.

Rony mengungkapkan, Lapas Kelas II A Palu memiliki potensi luar biasa lahan 23 hektare yang sebelumnya tidak optimal.

“Pak Bagus (Kakanwil Ditjenpas Sulteng) punya ide untuk menanam cabai di sekitar 23 hektare lahan lapas yang tidak optimal itu,” katanya.

Dengan perhitungan hasil panen mencapai 5-6 ton cabai per hektare dan potensi panen hingga empat kali setahun, Ronny memperkirakan Lapas bisa memproduksi sekitar 500 ton cabai dalam setahun.

Angka fantastis ini diprediksi membawa dampak signifikan, tidak hanya bagi Lapas, tetapi juga untuk stabilitas ekonomi daerah.

“Kita bisa mengaitkan 500 ton ini ke sekolah rakyat, ke MBG, kita bisa kaitkan ke pasar murah. Makanya, kegiatan kita ini memang mendukung ‘berani makmur’, maksudnya ke sana. Kita berani makmur, berani sejahtera, karena harga jadi lebih stabil,” urai Rony.

Ia juga menyoroti bagaimana program ketahanan pangan Lapas ini dapat berkontribusi langsung pada stabilitas harga pangan di Sulteng.

Dari Cabai ke Visi ‘Berani Sehat’

Selain dampak ekonomi, Ronny juga melihat program ini sebagai pendorong visi pembangunan Sulteng, “Berani Pintar, Berani Cerdas.”

“Kenapa? Teman-teman warga binaan di sini belajar hal baru. Tadinya mungkin mereka bergelut dengan UMKM, sekarang beralih ke pertanian. Ternyata, kita tidak hanya bisa menanam cabai, tetapi juga tanaman obat. Ini juga bisa mendukung ‘berani sehat’,” ungkapnya.

Rony menegaskan, tujuan utama penanaman ini melampaui sekadar hasil panen.

“Ini bukan menanam cabai. Ini menanam nilai, menanam value. Value apa? Value gotong royong, kebersamaan, dan keberkahan. Jadi, kita menanam value-nya, bukan hanya kegiatannya,” ujarnya.

Menurut Rony, program ini menjadi simbol nyata dari semangat gotong royong dan ia berharap menjadi amal jariah kolektif yang membawa kemaslahatan bagi seluruh masyarakat Sulteng.

“Itulah kenapa Pak Gubernur mengenakan ‘berani berkah’. Semoga ini menjadi amal jariah buat kita semua, amal jariah kolektif untuk kemaslahatan Sulawesi Tengah,” tutup Rony. *TAU/MUH