Regional

Kurikulum Berbasis Cinta Jadi Fondasi Indonesia Emas 2045

×

Kurikulum Berbasis Cinta Jadi Fondasi Indonesia Emas 2045

Sebarkan artikel ini
Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu, Lukman S Thahir. Foto: Taufan Bustan/Eranesia.id

REKTOR Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu, Profesor Lukman S Thahir, menegaskan bahwa Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) menjadi fondasi penting untuk membangun generasi emas menuju Indonesia Emas 2045.

“Kurikulum cinta hadir bukan untuk menggantikan kurikulum yang sudah ada, tetapi untuk memperkuat komitmen dalam membentuk generasi muda yang unggul dan berakhlak,” ujarnya di Palu, Senin (4/8/2025).

Kementerian Agama RI menggagas Kurikulum Berbasis Cinta sebagai terobosan baru melalui Menteri Agama Nasaruddin Umar.

Pendekatan ini menekankan nilai kasih sayang, titik temu antarumat manusia, serta penguatan karakter berbasis cinta kepada Tuhan, sesama, lingkungan, dan bangsa.

Lukman menilai, KBC sebagai kebutuhan mendesak di tengah meningkatnya kekerasan, intoleransi, dan radikalisme di lingkungan pendidikan.

“Ini jawaban atas krisis kemanusiaan yang terus berulang. Pendidikan harus membentuk manusia yang cinta damai, cinta keberagaman, dan cinta tanah air,” tegasnya.

Implementasi KBC di Satuan Pendidikan

Satuan pendidikan di bawah Kementerian Agama, termasuk madrasah dan pesantren, akan menerapkan kurikulum ini secara khusus.

UIN Datokarama Palu juga mendukung implementasi KBC melalui pelatihan dan pendampingan guru-guru di seluruh wilayah Sulawesi Tengah.

“Kami berkomitmen menyukseskan penerapan Kurikulum Berbasis Cinta melalui sosialisasi dan kerja sama dengan berbagai satuan pendidikan di Sulteng,” ungkap Lukman.

Ia menekankan, bahwa pembangunan fisik saja tidak cukup untuk menyongsong Indonesia Emas 2045. Bangsa ini harus membangun peradaban yang rukun, inklusif, dan berbasis nilai-nilai cinta kasih.

“Indonesia yang hampir 80 tahun merdeka kini menghadapi tantangan besar. Maka, kita harus menyiapkan generasi muda sejak dini dengan nilai-nilai cinta yang menyatukan di tengah keberagaman suku, agama, dan budaya,” pungkas Lukman. ADV/MAT/MUH