PEMERINTAH Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tengah memastikan seluruh korban gempa bumi magnitudo 6,0 di Kabupaten Poso mendapat perawatan medis yang memadai.
Wakil Gubernur Sulteng, Reny A Lamadjido, mengatakan 13 korban luka telah dirujuk ke RSUD Poso dan kini menjalani perawatan intensif.
“Kami diperintahkan langsung oleh Bapak Gubernur untuk merawat semua korban. Alhamdulillah, semuanya sudah tertangani di rumah sakit,” terangnya saat menghadiri pemberian remisi kemerdekaan kepada Warga Binaan di Lapas Palu, Minggu (17/8/2025).
Menurut Reny, penanganan darurat pascagempa terus berjalan. Instansi terkait juga sudah menyalurkan bantuan awal sambil melakukan pendataan lebih lanjut.
“Kami berharap warga tetap tenang, pemerintah terus bekerja,” tambahnya.
BPBD Sulteng mencatat 29 orang mengalami luka-luka di Desa Masani, wilayah terdampak paling parah. Dari jumlah itu, 13 korban dirawat di RSUD Poso, tiga di antaranya di ICU, enam orang dirawat di Puskesmas Tokorondo, dan 10 lainnya ditangani langsung di lokasi.
Selain korban luka, gempa juga berdampak pada 433 jiwa dari 184 kepala keluarga di Desa Masani. Tercatat ada 31 lansia, 23 balita, dan 5 penyandang disabilitas. Satu unit gereja pun rusak.
“Pendataan masih berlangsung di desa lain di Kecamatan Poso Pesisir, seperti Tokorondo, Towu, Pinedapa, dan Lape,” kata Kepala Pelaksana BPBD Sulteng, Akris Fattah Yunus.
BMKG melaporkan hingga 15 gempa susulan pascaguncangan utama. Kondisi ini membuat warga tetap waspada, sebagian bahkan memilih mengungsi, meski jumlah pengungsi masih dalam pendataan.
BPBD bersama aparat desa, TNI, Polri, dan relawan kini melakukan asesmen di lapangan. Mereka juga menyalurkan bantuan darurat berupa tenda, selimut, alas tidur, makanan siap saji, perlengkapan bayi, hingga obat-obatan.
Situasi di Poso hingga siang ini masih penuh kewaspadaan. “Warga diimbau tetap tenang, namun siaga menghadapi kemungkinan gempa lanjutan,” tandas Akris. TAU/MUH













