HeadlineRegional

Minyak PT Vale Cemari Lingkungan, WALHI: Ini Kejahatan

×

Minyak PT Vale Cemari Lingkungan, WALHI: Ini Kejahatan

Sebarkan artikel ini
Direktur Eksekutif WALHI Sulsel, Muhammad Al-Amin (kiri) memimpin konfrensi pers terkait kasus tumpahan minyak PT Vale Indonesia Tbk di Makassar, Selasa (26/8/2025). Foto: HO

WAHANA Lingkungan Hidup Indonesia Sulawesi Selatan (WALHI Sulsel) menuding PT Vale Indonesia Tbk melakukan kejahatan lingkungan akibat kebocoran pipa minyak di Kecamatan Towuti, Kabupaten Luwu Timur. Tumpahan minyak mencemari persawahan, irigasi, hingga sungai.

Direktur Eksekutif WALHI Sulsel, Muhammad Al-Amin, menyebut insiden pada Sabtu (23/8/2025) itu sebagai bentuk kelalaian serius. Menurutnya, undang-undang tetap memberi konsekuensi pidana pada setiap kelalaian yang merusak lingkungan.

“Kalau pipa bocor karena tidak pernah diremajakan, tidak diperhatikan, atau tidak diawasi, itu tetap kelalaian,” ujar Amin dalam konferensi pers di Makassar, Selasa (26/8/2025).

Ia menegaskan, pencemaran sudah terlihat jelas. Sawah, irigasi, hingga sungai warga terkontaminasi sehingga aktivitas pertanian terhenti.

“Dampak ekonomi dan sosialnya nyata. Maka ini sudah masuk kategori kejahatan lingkungan,” kata Amin.

Amin mendesak PT Vale bertanggung jawab penuh. “Apapun alasan dalam pemeriksaan nanti, disengaja atau lalai, tanggung jawab tetap di perusahaan. Ini kejahatan terhadap lingkungan,” ungkapnya.

Ia menduga minyak yang bocor adalah HSFO (High Sulfur Fuel Oil) berwarna hitam pekat. HSFO mengandung sulfur tinggi dan berpotensi beracun.

“Dari investigasi di lokasi, kandungan minyak memang mengandung sulfur. Kalau tercampur sulfur, kemungkinan besar ini hasil smelting. Artinya, mengandung bahan kimia berbahaya dan termasuk limbah,” jelasnya.

Respons PT Vale

PT Vale Indonesia Tbk belum memberikan keterangan resmi soal jenis minyak yang tumpah. Namun, Presiden Direktur PT Vale, Bernardus Irmanto, dalam siaran pers Senin (25/8/2025) lalu menyebut, tim sudah mengidentifikasi dan mengisolasi kebocoran.

“Seluruh tim teknis bekerja siang dan malam untuk menghentikan penyebaran minyak sebagai prioritas utama,” katanya.

Bernardus menambahkan, PT Vale menyiapkan dukungan logistik, layanan kesehatan, serta melibatkan warga dalam penanganan.

Sebelumnya, pipa minyak perusahaan tambang nikel itu bocor di Desa Lioka, Kecamatan Towuti, Kabupaten Luwu Timur, Sabtu (23/8/2025).

Bagi warga desa, insiden ini bukan sekadar kebocoran teknis. Mereka cemas sawah yang menjadi sumber utama penghidupan akan gagal panen.

Di Dusun Molindowe, lapisan minyak tampak mengapung di irigasi yang petani gunakan setiap hari.
“Kalau sudah tercemar begini, bagaimana padi bisa tumbuh?,” keluh seorang petani.

Dalam sebuah video di media sosial, tumpahan minyak hitam terlihat menggenangi persawahan warga.
“Pokoknya, kasih pasang badan semua komi di sini. Mana itu kayak bos-bos?. Lihat ini pencemaran lingkungan sampai ke sawah,” teriak seorang warga dalam video tersebut.

“Kami masyarakat Dusun Molindowe hanya bermodalkan sawah. Kalau begini kondisinya, apa yang terjadi?,” tambah warga lain.

Sebelumnya, Head of Corporate Communication PT Vale, Vanda Kusumaningrum, mengakui pipa bocor sekitar pukul 07.30 WITA.

“Tim masih menyelidiki penyebab kerusakan. Namun prioritas utama PT Vale memastikan sumber kebocoran bisa ditangani dan melakukan mitigasi terhadap dampak sosial, masyarakat, dan lingkungan,” ujarnya dalam pernyataan resmi yang diterima Eranesia.id.

Menurut Vanda, sejak menerima laporan awal, PT Vale langsung mengaktifkan prosedur tanggap darurat melalui Emergency Response Group (ERG). Tim darurat memasang oil boom dan oil trap untuk mencegah minyak menyebar lebih luas.

“Perusahaan juga mengaktifkan crisis management team untuk mempercepat pemulihan. Kami memahami insiden ini menimbulkan kekhawatiran masyarakat, sehingga prioritas utama kami menjaga keselamatan masyarakat, pekerja, dan lingkungan,” jelasnya.

Vanda menegaskan, PT Vale terus berkoordinasi dengan instansi pemerintah serta pemangku kepentingan lain untuk memastikan transparansi informasi dan penanganan sesuai tata kelola tanggap darurat.

“Kami meminta maaf atas insiden ini. PT Vale berkomitmen menangani situasi dengan penuh tanggung jawab demi melindungi lingkungan dan keselamatan komunitas di sekitar wilayah operasi,” tutupnya.

Sementara itu, Bupati Luwu Timur, Irwan Bachri Syam, menyatakan tumpahan minyak mencemari sekitar 30 hektare lahan pertanian. Ia memastikan, petani sawah maupun tambak terancam gagal panen.

“Kalau gagal panen, itu sudah pasti karena sawah sudah tercemar minyak,” tegas Irwan.

Ia menegaskan, pemerintah meminta PT Vale Indonesia (Tbk) mengganti rugi masyarakat terdampak. *ICC/SAN/MUH