GURU Besar dan Pakar Filsafat Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama, Profesor Lukman S Thahir, menggagas konsep Mutiara Keilmuan sebagai solusi untuk menyatukan dikotomi ilmu agama dan ilmu umum/sains.
“Tantangan pendidikan kita saat ini masih terjebak pada dikotomi ilmu. Ilmu agama berjalan sendiri, begitu pula ilmu umum. Karena itu, Mutiara Keilmuan hadir sebagai kerangka metodologis untuk mengintegrasikan ilmu keislaman dengan sains modern,” terangnya dalam siaran pers yang Eranesia.id terima, Sabtu (6/9/2025).
Lukman menjelaskan, paradigma Mutiara Keilmuan terinspirasi dari proses terbentuknya mutiara dalam tiram.
Tiram berfungsi melindungi dari gangguan partikel asing, namun tetap memungkinkan terbentuknya mutiara yang indah.
“Paradigma Mutiara Keilmuan berfungsi melindungi nilai keislaman yang sudah ada, sambil membuka ruang bagi masuknya ilmu umum. Ilmu sains diolah dengan pendekatan wahyu Islam sehingga tidak merusak fondasi aqidah, syariah, dan akhlak,” ungkapnya.
Menurut Rektor UIN Datokarama Palu, integrasi ini dilakukan melalui tiga lapisan utama.
Pertama, pendekatan wahyu. Hal ini menekankan penguatan aqidah, syariah, dan akhlak.
Pandangan tokoh Islam klasik, sebagai penguat pemahaman keilmuan. Dan integrasi dengan ilmu umum/sains, agar lahir sintesis ilmu yang holistik.
Dengan paradigma ini, Lukman mendorong, civitas akademika UIN Datokarama Palu untuk berpikir dan berkarya dengan perspektif baru.
Gagasan tersebut mendapat sambutan positif, tidak hanya dari mahasiswa tetapi juga dosen dan akademisi.
“Lewat Mutiara Keilmuan, kami ingin melahirkan generasi yang tidak hanya cerdas intelektual, tetapi juga mendalam spiritual dan berakhlak mulia. Kami ingin akademisi yang mampu melihat Tuhan dalam setiap fenomena alam dan manusia. Ini misi besar, dan saya yakin kita bisa mewujudkannya,” pungkasnya.
Penulis : Amat | Editor : Muh Taufan













