Regional

Warga Binaan Sulteng Buktikan Kemandirian Ekonomi Lewat Produk Kreatif

×

Warga Binaan Sulteng Buktikan Kemandirian Ekonomi Lewat Produk Kreatif

Sebarkan artikel ini
Petugas Kanwil Ditjenpas Sulteng memperlihatkan pelbagai macam produk WBP yang ditampilkan dalam Indonesia Prison Products and Art Festival (IPPAFest) 2025 yang berlangsung di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Senin (21/4/2025). Foto: Humas Ditjenpas Sulteng/Eranesia.id

WARGA binaan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Kanwil Ditjenpas) Sulawesi Tengah berhasil menembus panggung ekonomi nasional lewat karya mereka.

Sepanjang Januari hingga September 2025, Kanwil Ditjenpas Sulteng mencatat capaian membanggakan dari partisipasi produk UMKM warga binaan dalam Indonesia Prison Product Expo (IPPA) Fest di Lapangan Banteng dan Aloha PIK 2, Jakarta.

Penyelenggara menggelar pameran nasional itu pada April dan Agustus 2025. Lapas dan rutan se-Sulteng menampilkan beragam karya unggulan.

Mereka mencatat total penjualan sebesar Rp5,99 juta yang menunjukkan semangat pemasyarakatan Sulteng dalam menggerakkan ekonomi kreatif berbasis pembinaan.

Kepala Kanwil Ditjenpas Sulteng, Bagus Kurniawan, menilai capaian ini sebagai bukti nyata keberhasilan pembinaan warga binaan menuju kemandirian ekonomi kreatif.

“Kami ingin menunjukkan bahwa di balik tembok pemasyarakatan, ada karya dan potensi besar. Produk warga binaan tidak kalah kualitasnya dengan UMKM di luar,” kata Bagus dalam siaran pers kepada Eranesia.id, Selasa (28/10/2025).

Warga binaan menampilkan berbagai produk, mulai dari kerajinan batok kelapa, rajutan tas, kain tenun Donggala, tempat tisu, sambal roa, bawang goreng, hingga keripik pisang.

Lapas Tolitoli menghadirkan lukisan dan papan catur kayu, sedangkan Lapas Kolonodale memperkenalkan air minum kemasan Moiko Water.

Wadah Pembinaan dan Pemberdayaan Ekonomi

Bagus menegaskan bahwa pameran ini bukan sekadar ajang promosi, tetapi wadah nyata untuk membina dan memberdayakan warga binaan.

“Kegiatan ini memberi mereka ruang belajar berwirausaha, memahami pasar, dan menumbuhkan kepercayaan diri agar mampu berkontribusi setelah bebas,” ujarnya.

Ia menjelaskan, bahwa capaian tersebut selaras dengan Asta Cita Presiden dan 13 Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan.

Kedua program itu memperkuat dan memberdayakan warga binaan agar menghasilkan produk bernilai ekonomi tinggi.

“Melalui program ini, kami mendorong pembinaan yang produktif dan berorientasi pada hasil nyata,” tegas Bagus.

Dari Daerah hingga Nasional

Warga binaan juga aktif memamerkan produk mereka di berbagai kegiatan daerah.
Petugas menghadirkan produk UMKM binaan dalam Car Free Day di Buol, pameran UMKM di Lapas Palu, serta galeri kerajinan di Tolitoli dan Luwuk.

Kegiatan ini memperkuat jejaring pemasaran sekaligus mengubah wajah pemasyarakatan menjadi lebih produktif.

Bagus menyampaikan, apresiasi kepada Pemerintah Daerah, Bank Indonesia, dan mitra UMKM lokal yang membantu mengembangkan produk warga binaan.

“Sinergi lintas sektor menjadi kunci. Kami berterima kasih kepada semua pihak yang percaya bahwa pembinaan bisa melahirkan karya dan nilai ekonomi,” katanya.

Kanwil Ditjenpas Sulteng berkomitmen memperluas pelatihan, memperkuat akses pasar digital, dan membangun sistem pembinaan berbasis industri kreatif agar karya warga binaan semakin berdaya saing.

“Pemasyarakatan harus menjadi bagian dari solusi ekonomi, bukan beban. Melalui UMKM, kami membangun karakter, keterampilan, dan kemandirian warga binaan,” tutup Bagus.

Penulis : Muh Tauhid | Editor : Muh Taufan