Feature

Pawai Obor, Tradisi yang Menyalakan Semangat Ramadan

×

Pawai Obor, Tradisi yang Menyalakan Semangat Ramadan

Sebarkan artikel ini
Ratusan umat muslim mengikuti pawai obor menyambut ramadan di Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (27/2/2025) malam. Foto: Taufan Bustan/Eranesia.id

MALAM itu langit Palu seakan memiliki bintang-bintang sendiri di permukaan bumi. Ratusan titik api bergerak perlahan, menciptakan aliran cahaya yang membelah kegelapan kota.

Dentuman takbir dan lantunan salawat menggema, memantul di antara gedung-gedung, menghantarkan kabar bahwa Ramadan segera tiba.

“Allahu Akbar! Allahu Akbar!” suara itu datang dari ratusan mulut yang bersahutan, dari anak-anak hingga orang tua, semua berpadu dalam simfoni spiritual yang menggetarkan jiwa.

Kamis (27/2/2025) malam, jalanan Palu berubah menjadi sungai cahaya. Umat Muslim menggelar pawai obor menyambut Ramadan 1446 Hijriah dengan penuh khidmat.

Acara yang telah menjadi tradisi tahunan ini dimulai dari depan kantor Wali Kota Palu di Jalan Balai Kota Timur, Kelurahan Tanamodin, Kecamatan Mantikulore.

“Saya sudah ikut pawai obor sejak kecil,” aku salah satu peserta, Rahmat Yasin (45), sambil menggandeng putranya yang berusia 7 tahun.

“Dulu bapak yang menggandeng saya, sekarang saya yang menggandeng anak. Beginilah cara kami mewariskan tradisi,” tambahnya.

Kilauan obor yang para peserta bawa menciptakan pemandangan memukau. Cahaya keemasan memantul di wajah-wajah yang penuh sukacita.

Anak-anak berlari-lari kecil, berusaha mengimbangi langkah orang dewasa. Para remaja dengan penuh semangat mengangkat obor tinggi-tinggi, seolah ingin menggapai langit Palu dengan cahaya keimanan.

“Dengan pawai ini, saya mau menanamkan nilai-nilai keagamaan dan kebersamaan sejak dini kepada anak-anak saya,” ucap peserta lainnya, Nur Rahma.

Iring-iringan pawai melewati jalan-jalan utama Palu, menciptakan panorama unik yang hanya bisa disaksikan setahun sekali.

Warga yang tidak ikut pawai pun berbondong-bondong keluar rumah, berdiri di pinggir jalan untuk menyaksikan arak-arakan. Beberapa mengabadikan momen dengan kamera ponsel mereka.

“Kegiatan ini bukan sekadar seremoni,” kata panitia penyelenggara pawai obor, Husen.

“Ini adalah ajang untuk mempererat ukhuwah Islamiyah serta menumbuhkan semangat kebersamaan dalam menjalankan ibadah Ramadan,” sambungnya.

Aparat kepolisian dan petugas keamanan lainnya dengan sigap mengawal jalannya pawai. Mereka mengatur lalu lintas dan memastikan keamanan acara.

Setelah menempuh perjalanan sekitar lima kilo meter, pawai akhirnya berakhir di halaman Masjid Al Khairat di Jalan Sis Aljufri, Kelurahan Siranindi, Kecamatan Palu Barat.

Semangat Tetap Menyala

Peserta memadamkan obor-obor satu per satu, tetapi semangat menyambut Ramadan tetap menyala dalam hati mereka.

Peserta lainnya, Muh Taufik membawa seluruh keluarganya dalam pawai. “Ini adalah momen yang selalu kami nantikan setiap tahun,” ungkapnya.

“Selain sebagai bentuk syiar Islam, pawai obor juga menjadi cara kami untuk merasakan kebersamaan dalam menyambut bulan yang penuh berkah,” tutupnya.

Pawai obor telah selesai, tetapi jejaknya masih terasa dalam semangat dan kekhusyukan warga Palu yang kini bersiap menyambut Ramadan.

Sebagaimana obor yang padam namun meninggalkan kehangatan, tradisi pawai obor ini akan terus hidup dalam ingatan kolektif masyarakat Palu, menanti untuk menyala kembali tahun depan, menyambut Ramadan yang akan datang. MUH