Feature

Membingkai Kebaikan di Bulan Penuh Berkah 

×

Membingkai Kebaikan di Bulan Penuh Berkah 

Sebarkan artikel ini
Ketua PFI Palu, Moh Rifki diampingi Sekretaris PFI Palu, Wahono memberikan bantuan kepada pengurus Panti Asuhan Berkah Amanah Akhirat di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Sabtu (22/3/2025). Foto: Mugni/PFI Palu

DI BAWAH langit cerah Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah sebuah momen hangat tercipta di Panti Asuhan Berkah Amanah Akhirat. 

Sambil memotret senyum lebar anak-anak, para jurnalis foto yang tergabung dalam Pewarta Foto Indonesia (PFI) Palu menunaikan misi berbeda. 

Bukan mengabadikan berita, tapi menjadi bagian dari kabar baik itu sendiri.

“Kami datang kesini ingin memberikan bantuan,” buka Ketua PFI Palu, Moh Rifki saat menemui pengurus panti, Sabtu (22/3/2025).

Bertempat di Jalan Lasaganti, Desa Tinggede Selatan, Kecamatan Marawola, puluhan paket sembako, iqro, dan alquran berpindah tangan

Matahari yang mulai condong ke barat menyinari wajah-wajah penuh harap penghuni panti, berbaur dengan ekspresi puas anggota PFI Palu yang hari itu tidak membidik objek, melainkan membidik kesejahteraan.

Bantuan ini mungkin belum seberapa, tapi kami berharap bisa memberikan manfaat, serta menambah semangat adik-adik di panti untuk terus belajar dan menjalani hari-hari dengan lebih baik,” ungkap Rifki.

Dewan Pengawas PFI Palu, Taufan Bustan memberikan iqro dan alquran kepada pengurus Panti Asuhan Berkah Amanah Akhirat di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Sabtu (22/3/2025). Foto: Caesar/Eranesia.id

Di balik aksi sosial ini terkandung filosofi mendalam dari para pemburu momen. 

Mereka yang terbiasa mengabadikan detik-detik berharga kehidupan kini menciptakan momen berharga itu sendiri. 

Setiap paket bantuan yang diserahkan seolah menjadi bukti bahwa kisah kemanusiaan tidak hanya layak diabadikan, tapi juga layak diperjuangkan.

Seorang pengurus panti tampak berkaca-kaca saat menerima bantuan.

“Bagi kami, perhatian dan kepedulian seperti ini sangat berarti, bukan hanya dalam bentuk materi, tapi juga semangat yang diberikan untuk anak-anak di sini,” ucapnya sambil memeluk beberapa alquran yang baru diterima.

PFI Palu memang bukan lembaga donatur besar atau organisasi amal, tapi langkah mereka membuktikan bahwa kebaikan tidak harus menunggu kekayaan atau kekuasaan.

Seperti sebuah foto yang berkesan, aksi sosial ini meninggalkan jejak mendalam bagi yang terlibat tentang bagaimana kepedulian bisa menjadi bahasa universal yang lebih kuat dari ribuan kata.

Sementara senja mulai merambat, sejumlah anggota PFI Palu bersiap-siap untuk kembali. Namun, mereka meninggalkan lebih dari sekadar bantuan material

Mereka meninggalkan harapan dan inspirasi dua hal yang tidak bisa difoto namun efeknya jauh lebih tahan lama dari gambar manapun.

“Kami yang biasa mengabadikan momen, hari ini justru menciptakan momen,” aku Dewan Pengawas PFI Palu, Taufan Bustan. 

“Dan ini mengingatkan tujuan awal kami menjadi pewarta foto. Bukan sekadar menangkap gambar, tapi menyampaikan cerita yang bisa menggerakkan hati,” tutupnya. 

Sejumlah pengurus PFI Palu berpose bersama anak-anak dan pengurus Panti Asuhan Berkah Amanah Akhirat seusai memberikan bantuan di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Sabtu (22/3/2025). Foto: Caesar/Eranesia.id

Filosofi Fotografi

Kadang gambar terbaik muncul ketika kita tidak terlalu memaksakannya, melainkan mengalir dalam momen yang tepat. 

Demikian pula kebaikan terbaik sering kali hadir bukan dari perencanaan rumit, melainkan dari kesediaan sederhana untuk berbagi dan peduli.

Saat kendaraan mereka meninggalkan halaman panti, tidak ada satu pun kamera yang diangkat untuk mengabadikan senyum dan lambaian anak-anak. 

Tidak perlu. Momen itu telah terukir jauh lebih dalam dari sekadar piksel di kartu memori, ia telah terpatri dalam hati mereka sendiri.

Dan mungkin, itu adalah “jepretan” terbaik yang pernah jurnalis PFI Palu abadikan selama ini. MUH