FeatureRegional

Berseragam Pramuka, Warga Binaan Sulteng Menata Ulang Masa Depan

×

Berseragam Pramuka, Warga Binaan Sulteng Menata Ulang Masa Depan

Sebarkan artikel ini
Sejumlah warga binaan mengikuti upacara pembukaan Perkemahan Satya Dharma Bhakti Pemasyarakatan yang digelar Kanwil Ditjenpas Sulteng di Lapas Kelas IIA Palu, Jamat (18/7/2025). Foto: Taufan Bustan/Eranesia.id

JUMAT siang yang biasanya lengang di Lapas Kelas IIA Palu berubah menjadi panggung semangat dan harapan. Di lapangan sepak bola yang biasa dipakai untuk apel harian, para peserta mulai mendirikan tenda.

Bukan tenda petugas, melainkan tenda milik peserta Perkemahan Satya Dharma Bhakti Pemasyarakatan, Jumat (18/7/2025). Sebanyak 135 warga binaan dari seluruh Rumah Tahanan Negara (Rutan) dan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) di bawah Kanwil Ditjenpas Sulawesi Tengah bergabung dalam kegiatan ini.

Semangat baru terpancar jelas di wajah seluruh peserta kemah. Seolah mereka bukan lagi narapidana, melainkan anak-anak muda yang sedang belajar bangkit dan menata ulang masa depan.

Perkemahan ini bukan sekadar seremoni. Kepala Kanwil Ditjenpas Sulteng, Bagus Kurniawan, langsung membuka kegiatan yang mengusung tema besar: “Tangguh dalam Cobaan, Tumbuh dalam Pembinaan.”

“Pramuka bukan hanya simbol kegiatan luar ruang. Ini bagian dari sistem pemasyarakatan yang sesungguhnya,” ujar Bagus.

“Tujuan kita bukan menghukum, tapi mengembalikan mereka sebagai manusia seutuhnya. Kita harus menyiapkan mereka untuk kembali ke masyarakat, bukan mengasingkannya,” sambungnya.

Pesan itu terasa kuat. Di hadapan warga binaan yang berdiri tegap, Bagus menyampaikan gagasannya bukan sebagai pejabat, melainkan sebagai manusia yang percaya pada kesempatan kedua.

Para peserta datang bukan hanya dari Lapas Palu, tapi juga dari berbagai UPT Pemasyarakatan se-Sulawesi Tengah, mulai dari Rutan Donggala hingga Lapas Parigi. Panitia menyelenggarakan pembukaan secara hybrid agar seluruh UPT bisa terlibat secara langsung maupun daring.

Asisten Administrasi Umum Pemprov Sulteng, M Sadly Lesnusa, turut hadir bersama unsur Forkopimda dan perwakilan Pramuka dari Kota Palu, Sigi, Donggala, hingga Parigi Moutong. Kehadiran mereka memperkuat makna kegiatan ini sekaligus menegaskan bahwa pemasyarakatan merupakan tanggung jawab bersama.

Selama sehari penuh, para peserta menjalani berbagai kegiatan edukatif dan reflektif yang diawali dengan upacara bersama. Mereka belajar membuat simpul, membentuk regu, mendirikan tenda, hingga menyusun rencana kegiatan harian.

Lebih dari sekadar latihan fisik, perkemahan ini membuka ruang pembelajaran tentang kepemimpinan, kedisiplinan, dan tanggung jawab.

Beberapa warga binaan terlihat berbincang akrab dengan para pembina. “Dulu saya pikir penjara cuma soal hukuman. Tapi hari ini, saya merasa seperti orang bebas karena saya mendapatkan kepercayaan dan kesempatan belajar,” ungkap salah satu peserta.

Harapan yang Tidak Padam

Kanwil Ditjenpas Sulteng menggagas kegiatan ini sebagai bagian dari upaya rehabilitasi dan reintegrasi sosial, sejalan dengan amanat Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2022 tentang Pemasyarakatan. Mereka memilih pendidikan kepramukaan karena nilai-nilainya yang sarat kerja sama, empati, dan semangat pengabdian.

Bagus mengajak semua pihak untuk terus mendukung kegiatan serupa. “Kita harus menjaga momentum positif ini. Mari pastikan kegiatan ini bukan yang pertama dan terakhir,” ujarnya.

Menjelang sore, para peserta kembali ke tenda masing-masing. Malamnya, mereka berencana menyalakan api unggun simbol kebersamaan dan harapan. Dan di balik jeruji serta tembok tinggi itu, api semangat mereka benar-benar menyala. *MUH