Gaya Hidup

Bayi Bisa Terkena Stroke, Kenali Gejala dan Cara Mencegahnya

×

Bayi Bisa Terkena Stroke, Kenali Gejala dan Cara Mencegahnya

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi bayi menderita stroke. Dok: AI/Eranesia.id

STROKE sering dianggap penyakit orang lanjut usia. Namun, di dunia medis, siapa pun bisa mengalaminya, termasuk bayi.

Meski langka, kasus ini tetap mungkin terjadi. Cleveland Clinic mencatat, sekitar 1 dari setiap 3.000 bayi lahir mengalami stroke.

dr Zicky Yombana Babeheer pernah menangani bayi berusia 27 hari yang terkena stroke.

Pasien termuda saya bayi, umur 27 hari,” kata Zicky dalam acara OMRON: World Stroke Day 2025 di Kuningan, Jakarta, Selasa (28/10/2025), dikutip dari Kompas.com.

“Bayi bisa kena stroke karena gangguan di otak. Siapa pun yang punya otak, punya risiko stroke,” ujarnya.

Penyebab Stroke pada Bayi

Menurut dr Zicky, penyebab stroke pada bayi beragam, tergantung bagian sistem peredaran darah yang terganggu. Dalam kasus yang ia tangani, pembekuan darah menjadi penyebab utama.

“Faktornya banyak, tapi pada kasus ini darahnya terlalu kental sehingga alirannya tersumbat,” jelasnya.

Ia mengibaratkan tubuh seperti sistem air pompa, pipa, dan air. “Kalau pompanya bagus, pipanya bagus, tapi airnya kental, ya mampet,” katanya.

Secara umum, stroke pada bayi muncul akibat penyumbatan aliran darah ke otak (stroke iskemik) atau perdarahan di otak (stroke hemoragik). Kondisi ini biasanya terjadi beberapa hari setelah bayi lahir.

Gejala yang Sering Luput dari Perhatian

Bayi sulit menunjukkan gejala stroke secara spesifik karena belum bisa berkomunikasi.
Akibatnya, tanda-tanda awal sering tidak terlihat dan mudah terlewat oleh orangtua.

“Mengetahui bayi kena stroke itu sulit karena bayi belum banyak bergerak,” kata dr Zicky.

Beberapa tanda yang perlu orangtua waspadai:

  • Gerakan tubuh tidak seimbang.
  • Hanya satu sisi tubuh yang aktif.
  • Tangisan miring ke satu sisi wajah.
  • Kejang di salah satu sisi tubuh.

Kebiasaan membedong bayi yang umum di Indonesia juga membuat gejala semakin sulit terlihat.

“Bayi sering dibedong, jadi gerakannya terbatas. Biasanya baru terlihat dari tangisnya yang miring,” ujar dr Zicky.

Cara Mencegah Stroke pada Bayi

Belum ada cara khusus untuk mencegah stroke pada bayi. Namun, prinsip utamanya tetap sama: jaga kesehatan jantung, pembuluh darah, dan darah.

“Kalau jantung sehat, darah tidak kental, dan pembuluh darah lancar, risiko stroke bisa turun,” sebut dr Zicky.

“Begitu salah satu terganggu, tinggal tunggu waktu saja,” tambahnya.

Meski jarang terjadi, stroke pada bayi tetap perlu diwaspadai. Pemahaman tentang gejala dan penyebab membantu orangtua mengenali tanda awal lebih cepat.

Diagnosis dini dan terapi tepat dapat meningkatkan peluang pemulihan fungsi otak bayi dan mencegah dampak jangka panjang.

Sumber : Kompas.com | Editor : Muh Taufan